Kontribusi Nyata Programme Prakerja Menuju Indonesia 2045
The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-PAL) Southeast Asia (SEA) conducted a research study on the effectiveness of Indonesia's pre-employment card programme, a government initiative intended to boost workforce productivity. The study revealed that the programme increased employment and entrepreneurship opportunities by up to 18% and 30% respectively. The use of training certificates in job searches increased drastically by 172%, which, according to national news outlet Antara, 'is proof that pre-employment is not just training, but also a strategic step in preparing the Indonesian workforce to be more competitive and innovative'.
Jakarta (ANTARA) - Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh disrupsi, Indonesia terus berupaya meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya. Program Kartu Prakerja, sebuah inisiatif pemerintah, muncul sebagai jawaban. Sementara GNI per capita Indonesia berada pada USD 4.070, masih berjarak dari target yang ditetapkan dalam Visi Indonesia 2045. Oleh karena itu, untuk memperkuat fondasi ekonomi negara, Prakerja hadir sebagai program pengembangan keterampilan bagi semua untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas angkatan kerja guna mempercepat langkah Indonesia menuju pencapaian Visi 2045.
Lembaga riset internasional J-PAL SEA (2021) melakukan studi riset terhadap efektivitas Program Kartu Prakerja mengungkapkan bahwa program ini meningkatkan peluang kerja dan kewirausahaan. Program ini tidak hanya berhasil meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan baru sebesar 18%, tetapi juga peluang memiliki usaha naik signifikan hingga 30%. Pemanfaatan sertifikat pelatihan dalam pencarian kerja meningkat drastis sebesar 172%, sebuah bukti bahwa Prakerja bukan sekadar pelatihan, tetapi juga langkah strategis untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia menjadi lebih kompetitif dan inovatif. Prakerja juga berperan dalam mengakselerasi inklusi keuangan. Peningkatan kepemilikan e-wallet sebesar 53% dan kecenderungan berbelanja daring yang naik 40% mencerminkan pergeseran perilaku konsumen menjadi lebih modern dan efisien, membuka peluang pasar lebih luas bagi wirausaha, dan meningkatkan kenyamanan serta efisiensi bagi konsumen.